Menstruasi
merupakan siklus bulanan normal yang dialami oleh wanita. Untuk menampung
keluarnya darah dari lubang vagina, dibutuhkan pembalut. Pembalut ini membantu
wanita untuk menjaga kebersihan saat masa menstruasi karena pembalut dapat
menampung darah menstruasi yang dikeluarkan. Dan ternyata penggunaan pembalut
untuk menampung darah menstruasi sudah ada sejak abad ke-10.3 Saat
ini pembalut sangat mudah ditemui dan harganya pun bermacam-macam. Ada yang
harganya terjangkau dan ada juga yang harganya mahal, tergantung dari bahan
yang digunakan. Pembalut yang biasanya ditemui di sekitar kita disebut dengan
pembalut saniter modern atau pembalut sekali pakai.1 Meskipun
pembalut tersebut praktis dan mudah didapat, wanita harus benar-benar
menyeleksi pembalut mana yang aman bagi dirinya. Pemilihan pembalut yang tidak
tepat akan menimbulkan resiko bagi penggunanya yang bisa saja menimbulkan
kanker serviks.2 Masih banyak dampak lain yang ditimbulkan bila
salah dalam memilih pembalut. Pembalut konvensional dan modern memang memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga terkadang terdapat
perbedaan pendapat antara wanita zaman dahulu dan sekarang. Belum lagi bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan pembalut mengandung bahan-bahan yang berbahaya
bagi alat vital wanita. Pada pembalut konvensional memiliki banyak kelebihan
karena bahan yang digunakan tidak berbahaya sehingga akan aman untuk digunakan
wanita yang sedang menstruasi dan pencemaran lingkungan bisa teratasi.
Pembalut
konvensional merupakan pembalut yang biasa digunakan oleh wanita zaman dahulu
yang menggunakan kain atau handuk kecil sebagai penampungnya. Cara pemakaiannya
dengan diikatkan di pinggang menggunakan tali pinggang.1 Banyak kelebihan yang dimiliki oleh
pembalut konvensional, misalnya pembalut konvensional lebih ramah lingkungan.
Pembalut ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh dan dapat digunakan
lagi setelah dicuci sehingga dapat meminimalisir terjadinya limbah pembalut
yang menjadikan pencemaran lingkungan. Selain itu pembalut dari kain
atau handuk ini dapat dibeli oleh siapa saja karena harganya terjangkau dan
bahan yang digunakan juga merupakan bahan yang aman sehingga penggunanya tidak
perlu takut untuk menggunakan pembalut tersebut. Pembalut ini juga
mengurangi terjadinya penyakit reproduksi, salah satunya adalah kanker serviks
yang banyak membuat wanita kehilangan nyawanya.3 Pembalut kain ini
sangat nyaman digunakan karena menggunakan bahan-bahan yang lembut dan tidak
menggunakan bahan-bahan kimia.
Walaupun
pembalut dari kain ini sudah tergeser oleh berkembangnya pembalut-pembalut
dengan berbagai merk ternama, tetapi sampai saat ini masih ada orang yang mengembangkan
usaha untuk membuat pembalut dari kain dengan harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat luas, aman dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Cara
membuatnya juga tidak terlalu sulit. Hanya perlu mempersiapkan kain bekas, kain
perlak, perekat, mesin jahit, hiasan dan juga alat jahit. Langkah awal untuk
membuatnya adalah memotong kain kira-kira berukuran 30x25 cm dan dilipat ke
belakang sepanjang 15 cm. Kain dilipat lagi sepanjang 8 cm dan dijahit agar
berbentuk kantong, sisanya akan digunakan sebagai sayapnya. Langkah selanjutnya
salah satu sisi dari kain tersebut dibentuk menjadi segitiga dan dijahit agar
kuat. Lalu, sisi lainnya juga dibentuk seperti segitiga dan dijahit, pada
bagian luar diberi hiasan agar terlihat menarik. Dan yang terakhir pada ujung
segitiga diberi kain lurus sebagai tempat perekat dan ditambahkan perekat agar
dapat digunakan.3 Saat ini perlu sekali melakukan sosialisasi
pembalut kain untuk mencegah terjadinya hal-hal yang berbahaya bagi masyarakat
khususnya wanita.
Seiring
dengan perkembangan zaman, para wanita lebih memilih untuk menggunakan pembalut
saniter modern atau pembalut sekali pakai karena pembalut tersebut lebih
praktis dan harganya terjangkau.3 Saat ini mencari pembalut yang
menyerap darah menstruasi lebih banyak, sedang maupun sedikit sangatlah mudah.
Hal ini disebabkan karena sudah banyaknya iklan-iklan pembalut yang beraneka
ragam yang dimuat di media cetak maupun yang ditayangkan di media elektronik.1
Iklan-iklan yang ditawarkan juga menarik, sehingga konsumen lebih memilih
menggunakan pembalut sekali pakai. Bahkan saat ini pembalut mudah ditemui di
warung-warung kecil hingga di swalayan. Sehingga masyarakat dari kalangan mana
saja bisa membeli dan menggunakan pembalut tersebut dengan mudah.
Namun
dari hasil penelitian, pembalut saniter modern atau pembalut sekali pakai
mengandung gel yang menjadi salah
satu faktor resiko terjadinya penyakit kewanitaan. Bahan yang digunakan yaitu dioxin yang dapat memicu terjadinya
kanker.2 Zat dioxin ini
dapat masuk ke dalam rahim karena penguapan saat darah menstruasi keluar dari
vagina.2 Sehingga akan terjadi permasalahan pada organ kewanitaan.
Masih banyak penyakit yang disebabkan karena dioxin ini, misalnya kanker serviks, endometriosis, kanker rahim,
kanker payudara, kesuburan, serta penurunan sistem kekebalan tubuh. Pembalut
sekali pakai ini sudah mengalami banyak perubahan dalam bentuk dan bahan-bahan dasar
yang digunakan. Pembalut sekali pakai menggunakan bahan-bahan yang berbahaya. Pembalut
tersebut awalnya terbuat dari wol, katun dan sejenisnya serta memiliki bentuk
yang unik yaitu persegi yang diberi lapisan penyerap yang mampu menahan darah
agar tidak menembus celana.3 Karena pembalut tersebut hanya
digunakan sekali, produsen membuatnya dengan mendaur ulang bahan baku kertas pulp yang tujuannya adalah untuk
menghemat biaya produksi.2 Selain itu bahan-bahan kimia digunakan
oleh para produsen pembalut agar daya serap pembalut tersebut lebih tinggi.
Padahal penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya ini dapat juga mengakibatkan
sistem reproduksi wanita menjadi terganggu, misalnya terjadinya dismenorea atau menstruasi yang sakit.2
Selain menyebabkan terjadinya penyakit, pembalut sekali pakai ini juga
mengakibatkan terjadinya limbah lingkungan. Jika tidak ada ketegasan untuk
mengurangi penggunaan pembalut sekali pakai, akibatnya akan terjadi gangguan
lingkungan karena pembalut tersebut bersifat unbiodegradable sehingga saat pembalut dibakar, bahan plastik yang
terkandung di dalam pembalut tersebut akan menghasilkan dioksin yang dapat membahayaan manusia .3 Penggunaan
pembalut yang menggunakan bahan pemutih dikhawatirkan dapat memicu terjadinya
alergi, keputihan ataupun peradangan pada bagian kewanitaan. Tidak ada kategori
khusus dalam memilih pembalut sebagai penampung darah menstruasi. Yang
terpenting adalah pembalut tersebut dapat menyerap darah menstruasi secara
optimal. Sehingga gangguan kesehatan kewanitaan dapat terhindarkan.4
Selain pembalut sekali pakai, ada juga pembalut
berbentuk silinder yang saat ini sudah mulai dikenal oleh masyarakat yang
disebut dengan tampon.1 Tampon ini digunakan dengan cara dimasukkan
ke dalam vagina wanita dan sangat efektif untuk menyerap darah menstruasi.
Tampon sangat disenagi oleh kebanyakan wanita karena tampon tidak terasa saat
dipakai.5 Dengan menggunakan tampon segala aktivitas akan terasa
nyaman karena tampon tidak terlihat dari luar sehingga tampon bisa digunakan
saat kita melakukan aktivitas seperti berenang. Tampon juga dapat digunakan
setelah proses pembedahan leher rahim karena tampon mempunyai daya serap yang
baik.1 Kelebihan lainnya adalah menggunakan tampon akan
meminimalisir tumbuhnya jamur karena biasanya jamur tumbuh di daerah yang
lembab seperti di pembalut yang biasanya digunakan kebanyakan wanita biasa.1
Ada tiga jenis tampon, yang pertama tampon yang
berukuran kecil. Tampon ini biasa digunakan jika darah menstruasi hanya sedikit
keluar dari vagina. Yang kedua tampon yang berukuran sedang. Digunakan saat
sedang mengalami menstruasi di hari-hari biasa. Dan yang terakhir adalah tampon
yang berukuran besar. Tampon ini digunakan saat darah menstruasi yang keluar
dari vagina banyak. Cara penggunaan tampon juga sangat mudah, hanya dengan
memasukkannya ke dalam vagina menggunakan tangan. Tetapi kebersihan tangan
harus diperhatikan dengan baik agar tidak ada bakteri yang masuk ke dalam
vagina. Penggantian tampon secara teratur juga harus diperhatikan, bukan hanya
pada saat terjadi kebocoran tetapi juga saat tampon dirasa sudah mulai penuh.
Dan jika serang wanita terkena Sindrom syok toksin, disarankan untuk tidak
menggunakan tampon lagi. Tampon terdiri dari dua macam ada tampon yang memiliki
alat pemasang atau aplikator untuk memudahkan tampon masuk ke dalam vagina.
Namun ada juga tampon yang tidak memiliki alat pemasangan atau aplikator.
Justru tampon yang tidak memiliki alat pemasangan inilah yang banyak digunakan
oleh wanita.5
Penggunaan tampon juga dapat membahayakan kesehatan
wanita. Terkadang wanita lupa bahwa dia sedang menggunakan tampon dan tampon
tersebut tertinggal di dalam vagina. Hal ini dapat memicu terjadinya penyakit Sindrom syok toksis. Penyakit ini
terjadi karena adanya infeksi stafilokokus
yang hebat akibat terjadinya rembesan cairan dari vagina.1 penyakit
ini sebenarnya jarang ditemui tetapi penyakit jenis ini adalah jenis penyakit
yang serius dan tidak bisa diabaikan. Untuk menghindari terjadinya penyakit
tersebut, konsumen harus mengetahui cara pemakaiaan tampon yang benar. Selain
itu hindari pemakaian tampon sesering mungkin apalagi saat malam hari atau saat
darah menstruasi hanya keluar sedikit.5
Bagaimanapun juga pembalut konvensional yang
menggunakan kain atau handuk kecil akan lebih aman daripada pembalut saniter
modern atau pembalut sekali pakai. Penggunaan pembalut konvensional memiliki
lebih banyak kelebihan dibandingkan dengan pembalut saniter modern. Resiko
terkena penyakit juga sangat rendah apabila menggunakan pembalut konvensional,
karena bahan-bahan yang digunakan bukan merupakan bahan-bahan yang berbahaya
bagi organ kewanitaan. Selain itu penggunaan pembalut konvensional juga
meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan akibat pembuangan pembalut yang
kurang tersosialisasi. Meskipun saat ini pembalut konvensional sudah tidak
sering digunakan seperti dahulu, namun saat ini pembalut tersebut sudah mulai
dikembangkan kembali. Dibandingkan dengan pembalut konvensinal yang ramah
lingkungan, pembalut sekali pakai merupakan pembalut yang praktis dan
terjangkau. Namun melihat dari bahan-bahan yang digunakan membuat wanita harus
berpikir lagi pembalut mana yang harus dipilih. Resiko untuk terkena penyakit
di organ kewanitaan pun juga tinggi hingga dapat membuat wanita kehilangan
nyawanya. Karena kebanyakan pembalut sekali pakai menggunakan bahan kimia dan
bahan-bahan yang membahayakan bagi organ vital wanita. Selain itu penggunaan
tampon (salah satu pembalut modern) saat ini juga harus diperhatikan. Meskipun
penggunaan tampon merupakan cara yang efektif untuk menampung darah menstruasi,
bahaya yang ditimbulkan juga harus dipehatikan. Sindrom syok toksis terjadi karena adanya rembesan cairan dari vagina.
Meskipun penyakit ini jarang terjadi, wanita harus tetap berhati-hati dalam
menggunakan tampon. Dalam hal ini penggunaan pembalut konvensional lebih baik
daripada pembalut modern. Dilihat dari bahan yang digunakan pembalut
konvensional lebih ramah lingkungan, lembut, serta mudah diperoleh. Sehingga
siapa saja dapat menggunakan pembalut tersebut. Selain itu meminimalisir limbah
lingkungan dan sosialisasi tentang bahaya pembalut modern yang siap pakai harus
lebih diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Balango, M. Perubahan sikap perempuan
terhadap masalah menstruasi.
2.
Syatriani, S. Faktor resiko kanker
serviks di rumah sakit umum pemerintah
dr. wahidin sudirohusodo makassar sulawesi selatan. 2011; 5 (6): 285-286.
3.
Zamani IS, Husna LA, Yulianingtyas A.
Pembalut wanita ramah lingkungan dan beretika.
4.
Azzam, U. La tahzan untuk wanita haid.
Edisi pertama. Jakarta: QultumMedia; 2012
5.
Meredith, S. Apa yang terjadi pada
diriku?. Jakarta:Erlangga;2007