Minggu, 15 November 2015

ASI EKSKLUSIF



         ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan bagi bayi sampai usia 6 bulan1. ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesehatan fisik maupun psikis3. Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan hingga bayi berusia 6 bulan. Alasannya, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan umumnya lebih sedikit menderita penyakit gastrointestinal dan gangguan pertumbuhan. Selain itu, bayi yang diberi ASI hingga usia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal3.
Dari banyaknya penelitian yang dilakukan, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan masih sulit untuk dilakukan. Pemberian air susu ibu hingga bayi berusia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala. Meskipun informasi mengenai ASI eksklusif bukan hal yang baru, masih banyak Ibu yang belum mengetahui pentingnya ASI eksklusif bagi bayinya. Rata-rata pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya hingga bayi berusia 1,7 bulan saja1. Dengan demikian perlu adanya petunjuk yang jelas mengenai makanan pendamping apa saja yang boleh diberikan.
            Pemberian ASI eksklusif memuliki banyak manfaat bagi sang bayi, salah satunya adalah melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Dengan begitu bayi dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang membahayakan dirinya. Manfaat lainnya antara lain menurunkan mortalitas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, dan membantu perkembangan kecerdasan1. Selain bermanfaat bagi sang bayi, pemberian ASI eksklusif ini juga bermanfaat bagi Ibu. Manfaatnya yaitu mengurangi timbulnya kanker pada buah dada, membantu memperpanjang jarak kehamilan dan memberikan kesempatan terjalinnya hubungan mental anatara Ibu dan anak1.
            Dibalik manfaatnya yang luar biasa, ada beberapa penyebab terjadinya kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah budaya memberikan makanan pralakteal (misalnya pemberian susu formula dan madu)1. Makanan pralakteal sendiri diartikan sebagai pemberian makanan atau minuman kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini mengakibatkan adanya anggapan Ibu bahwa memberikan makanan pralakteal lebih praktis dan mudah daripada pemberian ASI eksklusif. Kegagalan lain disebabkan karena ASI tidak dapat keluar,bayi menangis terus, ibu harus bekerja, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu ingin mencoba susu formula dan pemberian ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi2.
            Selain penyebab terjadinya kegagalan pemberian ASI eksklusif, ada juga penyebab keberhasilannya. Salah satunya adalah kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate breastfeeding) atau Inisiasi Menyusui Dini (IMD)2. Kunci utama keberhasilan IMD terletak pada penolong persalinan (memfasilitasi Ibu untuk melakukan IMD setelah bayi lahir). Hal ini bertujuan agar interaksi antara Ibu dan bayi akan segera terjadi serta Ibu akan semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI-nya. Selain itu keberhasilan melakuan ASI eksklusif adalah tidak memberikan makanan pralaktal dan tidak memberikan susu formula pada bayi2.
            Dalam hal ini peran pemberi pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan, salah satunya dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif. Namun tidak hanya peran pemberi pelayanan kesehatan saja, peran dari keluarga juga sangat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif2. Dukungan dari keluarga khususnya suami dapat mempengaruhi emosional Ibu yang berdampak pada produksi ASI5. Hal tersebut disebabkan karena saat istri memeriksakan kandungan suami ikut mendampingi dan tahu pentingnya ASI eksklusif. Sehingga suami menjadi termotivasi untuk memberikan dukungan secara maksimal kepada ibu untuk memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan.
            Selain adanya dukungan dari keluarga, peran pemberi pelayanan kesehatan juga sangat dibutuhkan. Salah satu contohnya adalah memberikan penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi hingga umur 4 bulan4. Dari hasil penelitian, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif5.


Daftar Pustaka:
1.   Fikawati, S., Syafiq, A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan inisiasi menyusu dini di Indonesia. Kesehatan. Juni 2010; 14(1): 17-24.
2.      Fikawati, S., Syafiq, A. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan masyarakat nasional. Desember 2009; 4(3).
3.      Novita, L., Gurnida, D.A., Garna, H. Perbandingan fungsi kognitif bayi usia 6 bulan yang mendapat dan yang tidak mendapat asi eksklusif. April 2008; 9(6).
4.      Sarbini, D., Hidayati, L. Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dan pendidikan ibu dengan pemberian asi eksklusif di kecamatan jebres kotamadya Surakarta. Jurnal Kesehatan. Desember 2008; 1(2): 115-122.
5.    Ramadani, M., Hadi, E.N. Dukungan suami dalam pemberian asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas air tawar kota padang, sumatera barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Juni 2010; 4(6).
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar